Wednesday, March 5, 2014

Cara Memanen Buah Pala


1)      Ciri dan Umur Panen
Umumnya pohon pala mulai berbuah pada umur 7 tahun dan pada umur 10 tahun telah berproduksi secara menguntungkan. Produksi pada akan terus meningkat dan pada umur 25 tahun mencapai produksi tertinggi. Pohon pala terus berproduksi sampai umur 60–70 tahun. Buah pala dapat dipetik (dipanen) setelah cukup masak (tua), yakni yaitu sekitar 6–7 bulan hal ini ditandai oleh warna buah yang berwarna kuning kecoklatan, dimana beberapa buah sudah mulai merekah (membelah) melalui alur belahnya, kulit biji (tempurung) berwarna coklat tua sampai hitam dan mengkilat, warna fuli memerah. Namun fuli ada pula yang berwarna putih, misalnya yang berasal dari Tidore. Buah yang sudah mulai membelah sebaiknya segera dipanen karena jika dibiarkan tetap di pohon selama 2-3 hari, pembelahan buah menjadi sempurna (buah terbelah dua) sehingga bijinya akan jatuh ke tanah. Selain itu kalau kena hujan buah akan membusuk.
Di Daerah Banda, dikenal 3 macam waktu panen tiap tahun, yaitu: (1) panen raya/besar (pertengahan musim hujan); panen lebih sedikit (awal musim hujan) dan panen kecil (akhir musim hujan). Panen buah pala pada permulaan musim hujan memberikan hasil paling baik (berkualitas tinggi) dan bunga pala (fuli) yang paling tebal.
Umur produktif (produksi maksimal 25 – 60 tahun), produksi konversi antara 1.500-2.000 buah/pohon/tahun, 8 kg. buah kering atau 1,6 kg fully. Perbandingan biji dengan fully 4:1.

2)      Cara Pemetikan
Buah pala dapat dipetik langsung dari pohon bila sudah masak petik dan dapat pula dipungut dari buah yang sudah berjatuhan. Buah pala yang sudah jatuh hendaknya diambil sedini mungkin karena dapat dicemari hama bubuk biji Poecilips myristiceae dan cendawan yang dapat menyebabkan busuknya biji pala.
Pemetikan buah pala dapat dilakukan dengan menggunakan galah yang dilengkapi dengan keranjang penampung buah pada ujungnya. Selain itu dapat pula dilakukan dengan memanjat dan memilih serta memetik buah pala yang sudah matang dan dimasukkan ke dalam keranjang. Panen buah dengan cara dijatuhkan akan mengurangi kualitas biji. Buah yang telah dipetik segera dibelah, dipisahkan daging buah, biji dan fulinya.

Produktivitas tanaman Pala periode agustus tahun 2007—2008 sebesar 327,6 Ton Luas 700 Hektar dan Periode agustus 2008—2009 sebesar 936 Ton Luas 1.500 Hektar. Dengan usia tanaman pala 10—15 Tahun produktivitas per hektar pertahun sebesar 5.616 Kg. dan akan terus bertambah produktivitas tanaman pala seiring dengan pertumbuhan usia tanaman pala tersebut.
Puncak dari produktivitas tanaman pala dimulai dari usia 25 tahun yang dapat menghasilkan biji pala kering sebesar 16.848 Kg Per Hektar pertahun dan akan terus menerus hingga mencapai usia tanaman pala 115 tahun.
Untuk menjaga produktivitas tanaman pala, dilakukan pemupukan secara terus menerus setiap bulanya dengan menggunakan pupuk organic yang diperoleh dari kotoran ternak sapi dan kambing.
Permintaan pasar eksport terhadap komoditi pala (biji dan fuli) setiap tahun terus mengalami peningkatan baik jumlah maupun harga yang sampai saat ini indonesia selaku penghasil komoditi pala terbesar didunia belum dapat memenuhi permintaan tersebut. Sedang untuk permintaan pasar dalam negeri khususnya memenuhi kebutuhan industri penyulingan minyak pala masih belum terpenuhi. Sehingga PT Perkebunan Tanaman Pala terus melakukan pengembangan areal perkebunan tanaman pala yang merupakan salah satu komoditi unggulan hasil pertanian Indonesia.

            Itulah mas dan mbak bro tentang cara memanen buah pala, bila mas dan mbak mbo punya pendapat lain tolong komentar dan koreksinya ten tang postingan di atas .
             Terimakasih ...



Sumber :



Thursday, October 31, 2013

Unsur Hara Makro Dan Mikro



A. UNSUR HARA MAKRO
adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif besar.
beberapa unsur hara ini diantaranya : Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S).

B. UNSUR HARA MIKRO
adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif kecil, bila berlebihan menjadi racun. Unsur hara ini diantaranya : Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Molibdenum (Mo), Tembaga/cuprum (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl), Natrium (Na), Cobalt (Co), Silicon (Si), Nikel (Ni).

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

UNSUR MAKRO

1. Nitrogen (N)
Nitrogen berperan dalam pembentukan sel , jaringan , dan organ tanaman. Ia berfungsi sebagai sebagai bahan sintetis klorofil , protein , dan asam amino. Karena itu kehadirannya dibutuhkan dalam jumlah besar , terutama saat pertumbuhan vegetatif. Bersama fosfor (P) , nitrogen digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
Terdapat 2 bentuk nitrogen yakni amonium dan nitrat. Sejumlah penelitian membuktikan amonium sebaiknya tidak lebih dari 25% dari total konsentrasi nitrogen. Jika berlebihan , sosok tanaman bongsor tetapi rentan terhadap serangan penyakit. Nitrogen yang berasal dari amonium akan memperlambat pertumbuhan karena mengikat karbohidrat sehingga pasokan sedikit. Dengan demikian cadangan makanan sebagai modal berbunga juga minimal. Akibatnya tanaman tidak mampu berbunga. Seandainya yang dominan adalah nitrogen bentuk nitrat , maka sel-sel tanaman akan kompak dan kuat sehingga lebih tahan penyakit. Untuk mengetahui kandungan N dan bentuk nitrogen dari pupuk bisa dilihat dari kemasan

a) kekurangan
Tanaman yang kekurangan nitrogen dikenali dari daun bagian bawah. Daun itu menguning karena kekurangan klorofil. Lebih lanjut mengering dan rontok. Tulang-tulang di bawah permukaan daun muda tampak pucat. Pertumbuhan tanaman lambat , kerdil dan lemah. Produksi bunga dan biji rendah.

b) Kelebihan
Warna daun terlalu hijau , tanaman rimbun dengan daun. Proses pembuangan menjadi lama. Adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak air. Hal itu menyebebkan rentan serangan cendawan dan penyakit , dan mudah roboh. Produksi bunga menurun.

2. Fosfor (P)
Fosfor merupakan komponen penyusun beberapa enzim , protein , ATP , RNA , dan DNA. ATP penting untuk proses transfer energi , sedangkan RNA dan DNA menentukan sifat genetik tanaman. Unsur P juga berperan pada pertumbuhan benih , akar , bunga , dan buah. Dengan membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap nutrisi pun lebih baik. Bersama denga kalium , fosfor dipakai untuk merangsang pembungaan. Hal itu wajar sebab kebutuhan tanaman terhadap fosfor meningkat tinggi ketika tanaman akan berbunga.

a) Kekurangan
Dimulai dari daun tua menjadi keunguan cenderung kelabu. Tepi daun cokelat , tulang daun muda berwarna hijau gelap. Hangus , pertumbuhan daun kecil , kerdil , dan akhirnya rontok. Fase pertumbuhan lambat dan tanaman kerdil.

b) Kelebihan
Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe) , tembaga(Cu) , dan seng(Zn) terganggu. Namun gejalanya tidak terlihat secara fisik pada tanaman.

3. Kalium (K)
Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis , akumulasi , translokasi , transportasi karbohidrat , membuka menutupnya stomata , atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakardan akhirnya gugur.
Unsur kalium berhubungan erat dengan kalsium dan magnesium. Ada sifat antagonisme antara kalium dan kalsium. Dan juga antara kalium dan magnesium. Sifat antagonisme ini menyebabkan kekalahan salah satu unsur untuk diserap tanaman jika komposisinya tidak seimbang. Unsur kalium diserap lebih cepat oleh tanaman dibandingkan kalsium dan magnesium. Jika unsur kalium berlebih gejalanya sama dengan kekurangan magnesium. Sebab , sifat antagonisme antara kalium dan magnesium lebih besar daripada sifat antagonisme antara kalium dan kalsium. Kendati demkian , pada beberapa kasus , kelebihan kalium gejalanya mirip tanaman kekurangan kalsium.

a) Kekurangan
Kekurangan K terlihat dari daun paling bawah yang kering atau ada bercak hangus. Bunga mudah rontok. Tepi daun ‘hangus’ , daun menggulung ke bawah , dan rentan terhadap serangan penyakit.

b) Kelebihan
Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman terhambat. sehingga tanaman mengalami defisiensi.

4. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun , terutama untuk ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsur itu juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis protein.

Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut karena energi yang tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot ‘ringan’ seperti nitrogen. Akibatnya terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi encer. Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas panjang. Ciri-ciri persis seperti gejala etiolasi-kekurangan cahaya pada tanaman.

a) Kekurangan
Muncul bercak-bercak kuningdi permukaan daun tua. Hal ini terjadi karena Mg diangkut ke daun muda. Daun tua menjadi lemahd dan akhirnya mudah terserang penyakit terutama embun tepung (powdery mildew).

b) Kelebihan
Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.

5. Kalsium (Ca)
Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen yang menguatkan , dan mengatur daya tembus , serta merawat dinding sel. Perannya sangat penting pada titik tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca , pembentukan dan pertumbuhan akar terganggu , dan berakibat penyerapan hara terhambat. Ca berperan dalam proses pembelahan dan perpanjangan sel , dan mengatur distribusi hasil fotosintesis.

a) Kekurangan
Gejala kekurangan kalsium yaitu titik tumbuh lemah , terjadi perubahan bentuk daun , mengeriting , kecil , dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan tanaman tinggi tetapi tidak kekar. Karena berefek langsung pada titik tumbuh maka kekurangan unsur ini menyebabkan produksi bunga terhambat. Bunga gugur juga efek kekurangan kalsium.

b) Kelebihan
Kelebihan kalsium tidak berefek banyak , hanya mempengaruhi pH tanah.

6.belerang (S)
a) Kelebihan
Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asamasamamino sistin, sistein dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari biotin, tiamin, ko-enzim A dan glutationin . Diperkirakan 90% S dalam tanaman ditemukan dalam bentuk asam amino, yang salah satu fungsi utamanya adalah penyusun protein yaitu dalam pembentukan ikatan disulfida antara rantai-rantai peptida. Belerang merupakan bagian (constituent) dari hasil metabolisme senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai aktivator, kofaktor atau regulator enzim danberperan dalam proses fisiologi tanaman

b) Kekurangan
jumlah S yang dibutuhkan oleh tanaman sama dengan jumlah fosfor (P). Kekahatan S menghambat sintesis protein dan hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya klorosis seperti tanaman kekurangan nitrogen. Kahat S lebih menekan pertumbuhan tunas dari pada pertumbuhan akar. Gejala kahat S lebih nampak pada daun muda dengan warna daun yang menguning sebagai mobilitasnya sangat rendah di dalam tanaman (Haneklaus dan Penurunan kandungan klorofil secara drastis pada daun merupakan gejala khas pada tanaman yang mengalami kahat S . Kahat S menyebabkan terhambatnya sintesis protein yang berkorelasi dengan akumulasi N dan nitrat organik terlarut.

UNSUR MiKRO

Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit . Walaupun hanya diserap dalam jumlah kecil , tetapi amat penting untuk menunjang keberhasilan proses-proses dalam tumbuhan. Tanpa unsur mikro , bunga adenium tidak tampil prima. Bunga akan lunglai , dll. Unsur mikro itu , adalah: boron , besi , tembaga , mangan , seng , dan molibdenum.

1. Boron (B)
Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan , pembelahan dan diferensiasi , dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam sintetis RNA , bahan dasar pembentukan sel. Boron diangkut dari akar ke tajuk tanaman melalui pembuluh xylem. Di dalam tanah boron tersedia dalam jumlah terbatas dan mudah tercuci. Kekurangan boron paling sering dijumpai pada adenium. Cirinya mirip daun variegeta.

a) Kekurangan
Daun berwarna lebih gelap dibanding daun normal , tebal , dan mengkerut.

b) Kelebihan
Ujung daun kuning dan mengalami nekrosis

2. Tembaga(Cu)
Fungsi penting tembaga adalah aktivator dan membawa beberapa enzim. Dia juga berperan membantu kelancaran proses fotosintesis. Pembentuk klorofil , dan berperan dalam funsi reproduksi.
a) Kekurangan
Daun berwarna hijau kebiruan , tunas daun menguncup dan tumbuh kecil , pertumbuhan bunga terhambat.

b) Kelebihan
Tanaman tumbuh kerdil , percabangan terbatas , pembentukan akar terhambat , akar menebal dan berwarna gelap.

3. Seng(Zn)
Hampir mirip dengan Mn dan Mg , sengat berperan dalam aktivator enzim , pembentukan klorofil dan membantu proses fotosintesis. Kekurangan biasanya terjadi pada media yang sudah lama digunakan.

a) Kekurangan
Pertumbuhan lambat , jarak antar buku pendek , daun kerdil , mengkerut , atau menggulung di satu sisi lalu disusul dengan kerontokan. Bakal buah menguning , terbuka , dan akhirnya gugur. Buah pun akan lebih lemas dan sehingga buah yang seharusnya lurus membengkok.

b) kelebihan
Kelebihan seng tidak menunjukkan dampak nyata.

4. Besi (fe)
Besi berperan dalam proses pembentukan protein , sebagai katalisator pembentukan klorofil. Besi berperan sebagai pembawa elektron pada proses fotosintetis dan respirasi , sekaligus menjadi aktivator beberapa enzim. Unsur ini tidak mudah bergerak sehigga bila terjadi kekurangan sulit diperbaiki. Fe paling sering bertentanganatau antagonis dengan unsur mikro lain. Untuk mengurangi efek itu , maka Fe sering dibungkus dengan Kelat (chelate) seperti EDTA (Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid). EDTA adalah suatu komponen organik yang bersifat menstabilkan ion metal. Adanya EDTA maka sifat antagonis Fe pada pH tinggi berkurang jauh. Di pasaran dijumpai dengan merek Fe-EDTA.

a) Kekurangan
Kekurangan besi ditunjukkan dengan gejala klorosis dan daun menguning atau nekrosa. Daun muda tampak putih karena kurang klorofil. Selain itu terjadi karena kerusakan akar. Jika adenium dikeluarkan dari potnya akan terlihat potongan-potongan akar yang mati.

b) Kelebihan
Pemberian pupuk dengan kandungan Fe tinggi menyebabkan nekrosis yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada daun.

5. Molibdenum(Mo)
Mo bertugas sebagai pembawa elektron untuk mengubah nitrat menjadi enzim. Unsur ini juga berperan dalam fiksasi nitrogen.

a) Kekurangan
Ditunjukkan dengan munculnya klorosis di daun tua , kemudian menjalar ke daun muda

b) Kelebihan
Kelebihan tidak menunjukkan gejala yang nyata pada adenium.

6. Mangan(Mn)
a). Kelebihan
Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tunbuhan yang mengalami kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan mangan dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannyamenjadi hidrogen dan oksigen.
Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua
c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi
Mn diperlukan dalam kultur kotiledon selada untuk memacu pertumbuhan jumlah pucuk yang dihasilkan. Mn dalam level yang tinggi dapat mengsubstitusikan Mo dalam kultur akar tomat. Mn dapat menggantikan fungsi Mg dalam beberapa sistem enzym tertentu seperti yang dibuktikan oleh Hewith pada tahun 1948.

b). Kekurangan
Defisiensi unsur hara, atau kata lain kekurangan unsur hara. bisa menyebabkan pertumbuhan tanaman yg tidak normal dapat disebabkan oleh adanya defisiensi satu atau lebih unsur hara, gangguan dapat berupa gejala visual yang spesifik.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas, ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
Identifikasi Gejala defisiensi mangan bersifat relatif, seringkali defisiensi satu unsur hara bersamaan dengan kelebihan unsur hara lainnya. Di lapangan tidak mudah membedakan gejala-gejala defisiensi. Tidak jarang gangguan hama dan penyakit menyerupai gejala defisiensi unsur hara mikro. Gejala dapat terjadi karena berbagai macam sebab.
Gejala dari defisiensi mangan memperlihatkan bintik nekrotik pada daun. Mobilitas dari mangan adalah kompleks dan tergantung pada spesies dan umur tumbuhan sehingga awal gejalanya dapat terlihat pada daun muda atau daun yang lebih tua.. Kekurangan mangan ditandai dengan menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun. Sedangkan tulang daun itu sendiir tetap berwarna
hijau.

7. Klor(Cl)
a). kelebihan
Terlibat dalam osmosis (pergerakan air atau zat terlarut dalam sel),
keseimbangan ion yang diperlukan bagi tanaman untuk mengambil elemen
mineral dan dalam fotosintesis.

b). kekurangan
Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga.
Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.

8. Natrium(Na)
a). kelebihan
Terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion pada
tumbuhan. Salah satu kelebihan efek negatif Na adalah bahwa itu
mengurangi ketersediaan K.

b). kekurangan
Daun-daun tenaman bisa menjadi hijau tua dan tipis. Tanaman cepat menjadi layu.

9). Cobalt(Co)
a).kelebihan
kobalt jauh lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen daripada
amonium gizi. Tingkat kekurangan nitrogen dapat mengakibatkan gejala
defisiensi.

b). kekurangan
Mengurangi pembentukan hemoglobin dan fiksasi nitrogen

10. Silicon(Si)
a). Kelebihan
Si dapat meningkatkan hasil melalui peningkatan efisiensi fotosintesis dan menginduksi ketahanan terhadap hama dan penyakit Ditemukan sebagai komponen dari dinding sel. Tanaman dengan pasokan silikon larut menghasilkan lebih kuat, meningkatkan panas dan kekeringan tanaman toleransi silikon dapat disimpan oleh tanaman di tempat infeksi oleh jamur untuk memerangi penetrasi dinding sel oleh jamur menyerang.

b). kekurangan
Dapat mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit.

11. Nikel(Ni)
a). kelebihan
Diperlukan untuk enzim urease untuk menguraikan urea untuk
membebaskan nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan untuk
tanaman. Nikel diperlukan untuk penyerapan zat besi. Benih perlu nikel
untuk berkecambah. Tanaman tumbuh tanpa tambahan nikel akanberangsur-angsur mencapai tingkat kekurangan sekitar saat mereka
dewasa dan mulai pertumbuhan reproduksi

b). kekurangan dapat
Gagal untuk menghasilkan benih yang layak


Sumber :https://www.facebook.com/permalink.php?id=131857580287336&story_fbid=132311293575298



Friday, August 30, 2013

Pola Tanam




A.      Pengertian Pola hubungan tanam.
POLA tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurunwaktu tertentu. Tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya.Ada pola tanam monokultur, yakni menaman tanaman sejenis pada satu arealtanam. Ada pola tanam campuran, yakni beragam tanaman ditanam pada satuareal. Ada pula pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilirbeberapa jenis tanama pada waktu berbeda di aeral yang sama.Pola tanam dapat digunakan sebagai landasan untuk meningkatkanproduktivitas lahan. Hanya saja dalam pengelolaannya diperlukan pemahankaedah teoritis dan keterampilan yang baik tentang semua faktor yangmenentukan produktivitas lahan tersebut. Biasanya, pengelolaan lahan sempituntuk mendapatkan hasil/pendapatan yang optimal maka pendekatan pertanianterpadu, ramah lingkungan, dan semua hasil tanaman merupakan produk utamaadalah pendekatan yang bijak.Selain pola tanam, ada juga istilah yang disebut pola hubungan tanaman. Yaituhubungan yang dibentuk antar individu-individu tanaman pada lahan yang telahditanami. Pola hubungan tanaman bertujuan untuk mengatur agar semuaindividu tanaman dapat memanfaatkan semua lingkungan tumbuhnya agartumbuh optimal dan seragam, serta untuk pertimbangan teknis lainnya. Adabeberapa macam pola hubungan tanaman. Pertama, pola hubungan barisan (rowspacing), pola hubungan ganda (double row spacing), pola hubungan sama sisi(square spacing), dan pola hubungan segitiga sama sisi (equidistance spacing).
Jarak tanam yang dgunakan bervariasi dari satu lokasi yang lainnya.Kebunjeruk di dataran rendah (lahan basah) jarak tanamnya relatif lebih jarangdibanding kebun jeruk di dataran tinggi, karena 40% dari lahan basahterpakai untuk keper-luan pembuatan drainase dan pembuatan jalan. Diawalbiasa digunakan jarak tanam 3 x 3 meter atau 3,5 x 3,5 meter. Tetapijaraktanam yang dianjurkan untuk jeruk manis adalah 4 x 4 meter. Jarak tanamyanglebih besar umumnya tidak memberi pengaruh terhadap tanaman kecualirendahnya populasi tanaman per hektarnya.jika usaha perkebunan jeruk dirancang untuk periode 10 tahunmaka cukup menggunakan jarak tanam yang pendek misalnya 5 x 5meter.jika umur lebih dari 10 tahun produksi masih baik dan jika kebun masih  dipertahankan sebaiknya dilakukan penjarangan dengan menebangpohonpohonyang kurang produktif. Dengan jarak tanam 4,5 x 4,5 meter makadalam 1 hektar akan terdapat 800 pohon. Sebelum penanaman, lubangtanamyang sudah dibuat diisi dengan pupuk kandang/kompos yang dicampurtanahlapisan atas. Dalam hal ini diasumsi jarak tanam jeruk dataran tinggi 5,2 x5,2 m atau 364 batang pohon perhektar. Sedangkan di dataran tinggi 4 x4 m atau800 pohon per hektar.
Pola tanam monokultur memiliki pertumbuhan dan hasil yang lebih besar daripada pola tanam lainnya. Hal ini disebabkan karena tidak adanya persainganantar tanaman dalam memperebutkan unsur hara maupun sinar matahari, akantetapi pola tanam lainnya lebih efisien dalam penggunaan lahan karena nilai LERlebih dari 1.



B.     Tujuan Jarak Tanam Legowo 2
Maksud  penerapan jarak tanam legowo 2 diantaranya untuk memperoleh pengaruh tanaman pinggiran, agar pertumbuhan tanaman padi dapat berkembang dengan optimal.  Sekaligus  dapat meningkatkan jumlah populasi tanaman padi sebesar lebih kurang 30% dibandingkan dengan ukuran tegel biasa.

C.     Jarak  Tanam Legowo 2
Legowo  2 jarak tanam yang dianjurkan adalah dengan mengambil ukuran 50 cm x 25 cm x 12,5 cm.   Dimana untuk setiap dua lajur  tanaman padi diambil jarak tanam 25 cm dan diberikan  satu  lajur yang kosong tanpa tanaman.  Hal ini untuk memberikan efek atau pengaruh pinggiran yang diharapkan.   Sementara untuk setiap baris tanaman (jarak antar tanaman) diberikan jarak 12,5 cm (rapat).
Agar pengaruh dari border effect ini dapat dirasakan oleh tanaman, maka pembuatan lajur tanaman sebaiknya melintang utara selatan. Hal ini untuk memberikan kesmepatan pada tanaman untuk mendapatkan pencahayaan sinar mata matahari yang maksimal. Sementara barisan tanaman membujur barat – timur.
Pola Ukuran Tanam Legowo 2 (50 cm x 25 cm x 12,5 cm)
Pola Caplakan untuk tanam legowo 2 (50 cm x 25 cm x 12,5 cm)
Pola hasil tandur pada tanam legowo 2 (50 cm x 25 cm x 12,5 cm)

D.     Keuntungan Jarak Tanam Legowo 2
Dibandingkan dengan jarak tanam tegel (persegi) dengan ukuran 25 cm x 25 cm, jika dihitung jarak tanam legowo 2 mampu memberikan tambahan populasi dalam 1 meter persegi sebanyak 5 rumpun. Artinya pada jarak tanam tegel   25 cm x 25 cm, populasi tanaman sebanyak 16 rumpun, sedangkan pada legowo 2, mencapai 21 rumpun. Sehingga  mampu meningkatkan populasi tanaman padi kira kira 30%.  Dalam hitungan per hektar maka jumlah populasi tanaman dengan jarak tanam tegel mencapai + 160.000 rumpun, dengan legowo 2 mencapai + 210.000 rumpun.
Beberapa keuntungan lain dari pelaksanaan tanam jajar legowo 2 adalah :
    • Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya memberi hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir);
    • Pengendalian hama, penyakit, dan gulma lebih mudah;
    • Menyediakan ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpul keong mas, atau untuk mina padi;
    • Penggunaan pupuk lebih berdaya guna.
E.                 Kendala Jarak Tanam Legowo 2
Diantara yang menjadi faktor kesulitan dalam melaksanakan tanam legowo 2, adalah penggunaan caplak dengan dua ukuran. Yakni caplak dengan ukuran 25 cm – 25 cm – 50 cm, untuk membuat lajur legowo, dan caplak kedua dengan ukuran 12,5 cm – 12,5 cm – 12,5 cm untuk membuat baris legowo.   Selain itu, bagi petani yang belum terbiasa dengan legowo 2 ini, maka pada saat tandur, awalnya akan mengalami kesulitan.  Karena belum terbiasa dengan pola setiap dua jajar tanaman dikosongkan satu jajar.

F.                 Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan adalah sebagai berikut:

a) Tumpang sari (Intercropping), melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.

b) Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kacang tanah, ubi kayu.

c) Tanaman Bersisipan (Relay Cropping): pola tanam dengan cara menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.

d) Tanaman Campuran (Mixed Cropping): penanaman terdiri atas beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.

sumber:
http://m.serambinews.com/news/view/10605/pengaturan-pola-tanam-dan-pengolahan-tanahPola Tanam : Monokultur (pada saat tanaman mulai produktif, pada saattanaman muda < 2 tahun dilakukan tumpang sari dengan sayuran)