KEMURNIAN BENIH
Pengujian
benih merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di lapangan. Oleh
karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai
pertanaman benih di lapang harus dievaluasi dalam pengujian. Dalam pengujian
benih mengacu dari ISTA, dan beberapa penyesuaian telah diambil untuk
mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola perkecambahan)
jenis-jenis yang dibahas di dalam petunjuk ini. Beberapa penyesuaian juga telah
dibuat untuk menyederhanakan prosedur pengujian benih. Pengujian benih mencakup
pengujian mutu fisik fisiologi benih. Petunjuk ini menjelaskan bagaimana
mempersiapkan contoh yang mewakili lot benih untuk keperluan pengujian, dan
bagaimana melakukan pengujian benih, salah satunya yaitu analisis
kemurnian.
Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai berikut :
Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai berikut :
a) Benih
murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies yang
sedang diuji. Yang termasuk benihmurni diantaranya adalah :
ü Benih masak
utuh
ü Benih yang
berukuran kecil, mengkerut, tidak masak
ü Benih yang
telah berkecambah sebelum diuji
ü Pecahan/
potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya,
asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk kedalam spesies
yang dimaksud biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali
b) Benih
tanaman lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan
tidak dimaksudkan untuk diuji.
c) Kotoran
benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang
termasuk kedalam kotoran benih adalah:
ü Benih dan
bagian benih
ü Benih tanpa
kulit benih
1. Benih yang
terlihat bukan benih sejati
2. Bijihampa
tanpa lembaga pecahan benih ≤ 0,5 ukuran normal
3. Cangkang benih
4. Kulit benih
ü Bahan lain
ü Sekam, pasir,
partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai, dll.
Dalam
pengambilan contoh kerja untuk kemurnian benih ada dua metode yang dapat
dilakukan, yaitu:
a) Secara
duplo, adalah pengambilan contoh kerja yang dilakukan dua kali.
b) Secara
simplo, adalah pengambilan contoh kerja yang dilakukan satu kali.
Skema pengujian analisis kemurnian benih
Dari skema
disamping dapat diketuhi bahwa pengambilan contoh benih dapat dilakukan secara simplo yaitu dengan
melakukan pengambilan
contoh kerja hanya satu kali, tetapi jika secara duplo maka pengambilan contoh kerja
dilakukan 2 kali setengah berat contoh kerja.
Setelah
dilakukan pengabilan contoh kerja maka dilakukan penimbangan untuk mengetahui
berat awal benih sebelum dilakukan pengujian kemurnian. Tahap selanjutnya
adalah analisis kemurnian, setiap benih diidentifikasi satu persatu secara visual
bedasarkan penampakan morfologi. Semua benih tanaman lain dan kotoran benih
dipisahkan. Setelah dilakukan analisis kemudian dilakukan penimbangan pada
setiap komponen tersebut. Hasil dari penimbangan dilakukan perhitungan faktor
kehilangan.
Ket. ck =
contoh kerja
k1 = benih murni
k2 = benih tanaman lain
k3 = kotoran benih
Faktor kehilangan yang
diperbolehkan ≤ 5%, jika terdapat kehilangan berat > 5% dari berat contoh
kerja awal, maka analisis diulang dengan menggunakan contoh kerja baru. Jika faktor
kehilangan ≤ 5% maka analisis kemurnian tersebut diteruskan dengan menghitung
presentase ketiga komponen tersebut.
% benih murni
=
% benih lain =
% kotoran =
Ket. k1 =
benih murni
k2 = benih
tanaman lain
k3 = kotoran
benih
Dari hasil
perhitungan tersebut kemudian dilakukan penulisan hasil analisis. Adapun
ketentuan dalam penulisan hasil analisis kemurnian, yaitu:
a) Hasil
analisis ditulis dalam presentase dengan 1 desimal, jumlah presentase berat
dari semua komponen harus 100%.
b) Komponen
yang beratnya 0,05% ditulis 0,0% dan diberi keterangan trace. Bagi komponen
yang hasilnya nihil, hendaknya ditulis presentase beratnya dengan 0,00%,
sehingga tidak terdapat kolom yang kosong.
c) Bila
komponen tidak 100%, maka tambahkan atau kurangi pada komponen yang nialinya
terbesar.
d) Nama ilmiah
dari benih murni, benih tanaman lain, kotoran benih harus dicantumkan.
No comments:
Post a Comment